Selasa, 09 April 2013

PHBS DI TEMPAT KERJA



MAKALAH PERILAKU HIDUP BERSIH (PHBS)
DI TEMPAT KERJA


Disusun Oleh :
1.Ervia Nurus (121.0013 BP)
      2.Faida Nursaeni  (121.0014 BP)
3. Herma Sukmaningtias  (121.0016 BP)
4.Ida Nuryani (121.0016 BP)
5.Irwan Haris  (121.0017 BP)
6.Lilis Hidayati (121.0018 BP)
7.Sri Sundari  (121.0033 BP)
Progsus B6
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2012-2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Memasuki milenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan  kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi olehbanyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi kesehatan, hal ini disebabkan program promosi kesehatan berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan yang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat 2010.
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30 - 35 % terhadap derajat kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Sebagai daerah model/laboratoriumnya adalah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang, Provinsi Jawa Barat. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan buku Panduan Manajemen Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Puskesmas; memproduksi dan menyebarkan buku Pedoman Pembinaan Program PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan tempat umum, tatanan sarana kesehatan, serta membuat buku saku PHBS untuk petugas puskesmas.
Hasilnya sampai tahun 2001 tenaga kesehatan yang telah terlatih PHBS tingkat provinsi 100% (30 provinsi), 76% kabupaten/kota, 71.3% puskesmas. Pencapaian klasifikasi III dan IV (1998) 38.89% tatanan rumah tangga, 50% institusi pendidikan, 33.3% tatanan tempat kerja, 35.3% tatanan tempat umum. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/ dukungan lintas program/lintas sektor rendah, kemampuan teknis petugas rendah, mutasi petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi, Indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatanan sehat, pemetaan PHBS individu. Altematif pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi kebijakan, koordinasi dan keterpaduan manajemen, peningkatan kemampuan teknis pelaksana PHBS, menetapkan indikator PHBS individu skala nasional dan pembobotan, menetapkan indikator PHBS tatanan, melakukan asistensi, pemetaan tatanan sehat serta PHBS individu.
Berdasarkan masukan dari lapangan, salah satu altematif pemecahan masalah yang perlu segera dilaksanakan adalah review buku Panduan Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang dikeluarkan tahun 1997, karena buku panduan tersebut sudah tidak cocok lagi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pada era otonomi daerah. Untuk itu perlu perbaikan mulai dari pengkajian sampai dengan pemantauan dan penilaian.
Makalah dibuat untuk sebagai pdoman dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang terkait dengan pembinaan program PHBS dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat saling mengisi dan bekerjasama dalam melaksanakan program pembangunan kesehatan. Terutama membahas “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Tatanan Tempat Kerja “

B.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan tempat kerja ?

C.     TUJUAN KHUSUS
Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat kerja .

D.    TIUJUAN UMUM
1.      Mengetahui pengertian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat kerja .
2.      Mengetahui Sasaran perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat kerja .
3.      Mengetahui indikator penilaian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat kerja.









BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    PENGERTIAN
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum. Kabupaten Sehat/Kota Sehat adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan. kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan sehat secara mandiri. Manajemen PHBS adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4 tahap kegiatan. yaitu 1).Pengkajian, 2). Perencanaan, 3). penggerakkan pelaksanaan, 4). pemantauan dan penilaian.




B.     SASARAN PHBS TATANAN TEMPAT KERJA
1.      Seluruh karyawan kantor / tempat kerja
2.      Seluruh pengunjung
3.      Lingkungan yang berada disekitar kantor 

C.     INDIKATOR PHBS TATANAN TEMPAT KERJA
1.      Perilaku
a.       Menggunakan alat pelindung
·         Helm
·         Masker
·         Scort (baju pelindung)
·         Apron (baju pelindung radiasi)
·         Sepatu bot
·         Kacamata
·         Sungkup/sumbatan telinga
·         Sarung tangan dll
b.      Tidak merokok / ada kebijakan di larang merokok
c.       Olahraga teratur
d.      Bebas Napza
e.       Kebersihan
f.       Ada Asuransi kesehatan
2.      Lingkungan
a.       Ada jamban
b.      Ada air bersih
c.       Ada tempat sampah
d.      Ada SPAL
e.       Ventilasi
f.       Pencahayaan
g.      Ada k3 ( Kesehatan Keselamatan Kerja )
h.      Ada kantin
i.        Terbebas dari bahan berbahaya
j.        Ada klinik

BAB lll
PENUTUP

1. Panduan Manajemen PHBS menuju Kabupaten/Kota sehat disusun berdasarkan
antara lain adanya perkembangan indikator dan cara pengambilan sampel. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan di lapangan, panduan ini dapat disesuaikan dan
dikembangkan berdasarkan permasalahan dan keadaan daerah.

2. Selanjutnya para pengguna panduan ini diharapkan mempunyai pemahaman
yang mendalam, motivasi yang kuat, dan kreativitas yang tinggi untuk
mempraktekkan program PHBS di lapangan.

3. Dengan demikian program PHBS dapat berjalan secara efektif dan efisien serta
diperlukan adanya dukungan positif dari semua pihak.

4. Selain itu, kebijakan Pusat Promosi Kesehatan saat ini baru melaksanakan
program PHBS di tatanan rumah tangga yang secara bertahap akan
dikembangkan pada tatanan lain. Daerah dapat mengembangkan sendiri untuk
melaksanakan program PHBS pada tatanan lain sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.

5. Selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
senantiasa memberikan kekuatan, petunjuk dan perlindunganNya kepada kita
semua dalam menjalankan tugas untuk membangun masyarakat Indonesia yang
sehat rohani dan jasmani. Amin.