MAKALAH PERILAKU HIDUP BERSIH
(PHBS)
DI TEMPAT KERJA
Disusun Oleh :
1.Ervia
Nurus (121.0013 BP)
2.Faida
Nursaeni (121.0014 BP)
3. Herma Sukmaningtias
(121.0016 BP)
4.Ida Nuryani (121.0016 BP)
5.Irwan Haris (121.0017 BP)
6.Lilis Hidayati (121.0018 BP)
7.Sri Sundari (121.0033 BP)
Progsus
B6
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HANG TUAH
SURABAYA
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Memasuki milenium baru Departemen
Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang
dilandasi paradigma sehat.Paradigma
sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik,
melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi olehbanyak faktor yang bersifat lintas
sektor, dan upayanya lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan.
Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi
positif bagi pengembangan
perilaku dan lingkungan sehat,
secara mikro berarti
pembangunan kesehatan lebih
menekankan upaya promotif dan
preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Berdasarkan paradigma sehat
ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat
dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku
proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya
kesehatan. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi
pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyaralat beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan
diperlukan promosi kesehatan, hal ini disebabkan program promosi kesehatan
berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat, melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai
dengan yang ditekankan dalam paradigma
sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat 2010.
Seiring dengan cepatnya
perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah
penyakit akibat perilaku dan
perubahan gaya hidup yang
berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya
dilakukan pada aspek pelayanan
kesehatan, perbaikan pada
lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku
yang secara teoritis memiliki
andil 30 - 35 % terhadap derajat
kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku
terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah
diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang
sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Sebagai daerah
model/laboratoriumnya adalah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang, Provinsi
Jawa Barat. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan
pelaksanaan program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan
buku Panduan Manajemen Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi,
Kabupaten, dan Puskesmas; memproduksi dan menyebarkan buku Pedoman Pembinaan Program
PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan tempat umum, tatanan sarana kesehatan,
serta membuat buku saku PHBS untuk petugas puskesmas.
Hasilnya sampai tahun 2001 tenaga
kesehatan yang telah terlatih PHBS tingkat provinsi 100% (30 provinsi), 76%
kabupaten/kota, 71.3% puskesmas. Pencapaian klasifikasi III dan IV (1998)
38.89% tatanan rumah tangga, 50% institusi pendidikan, 33.3% tatanan tempat
kerja, 35.3% tatanan tempat umum.
Masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/ dukungan lintas program/lintas sektor rendah,
kemampuan teknis petugas rendah,
mutasi petugas terlatih, alokasi
dana terbatas, perubahan struktur organisasi, Indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan,
pemetaan tatanan sehat, pemetaan PHBS individu. Altematif
pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi kebijakan, koordinasi dan keterpaduan
manajemen, peningkatan kemampuan teknis pelaksana PHBS, menetapkan indikator
PHBS individu skala nasional dan pembobotan, menetapkan indikator PHBS tatanan,
melakukan asistensi, pemetaan tatanan sehat serta PHBS individu.
Berdasarkan masukan dari
lapangan, salah satu altematif pemecahan masalah yang perlu segera dilaksanakan adalah review buku Panduan
Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Puskesmas yang dikeluarkan tahun 1997, karena buku panduan tersebut sudah tidak
cocok lagi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pada era otonomi daerah. Untuk
itu perlu perbaikan mulai dari pengkajian sampai dengan pemantauan dan
penilaian.
Makalah dibuat untuk sebagai
pdoman dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang terkait dengan pembinaan program
PHBS dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat saling mengisi dan bekerjasama dalam
melaksanakan program pembangunan
kesehatan. Terutama membahas
“Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Tatanan Tempat Kerja “
B.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan tempat kerja ?
C.
TUJUAN KHUSUS
Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat
kerja .
D.
TIUJUAN UMUM
1.
Mengetahui pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan layanan tempat kerja .
2.
Mengetahui Sasaran perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan layanan tempat kerja .
3.
Mengetahui indikator penilaian perilaku hidup bersih
dan sehat pada tatanan layanan tempat kerja.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan
tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan
Kesehatan Masyarakat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,
mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM. Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya
sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Tatanan
adalah
tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5
tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum. Kabupaten Sehat/Kota Sehat adalah
kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan. kecamatan yang secara terus menerus
berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan sosial, serta perubahan
perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan sehat secara mandiri. Manajemen
PHBS adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4 tahap kegiatan.
yaitu 1).Pengkajian, 2). Perencanaan, 3). penggerakkan pelaksanaan, 4).
pemantauan dan penilaian.
B.
SASARAN PHBS TATANAN TEMPAT KERJA
1.
Seluruh karyawan kantor / tempat kerja
2.
Seluruh pengunjung
3.
Lingkungan yang berada disekitar kantor
C. INDIKATOR
PHBS TATANAN TEMPAT KERJA
1. Perilaku
a. Menggunakan
alat pelindung
·
Helm
·
Masker
·
Scort (baju pelindung)
·
Apron (baju pelindung radiasi)
·
Sepatu bot
·
Kacamata
·
Sungkup/sumbatan telinga
·
Sarung tangan dll
b. Tidak
merokok / ada kebijakan di larang merokok
c. Olahraga
teratur
d. Bebas
Napza
e. Kebersihan
f. Ada
Asuransi kesehatan
2. Lingkungan
a. Ada
jamban
b. Ada air
bersih
c. Ada
tempat sampah
d. Ada
SPAL
e. Ventilasi
f. Pencahayaan
g. Ada k3
( Kesehatan Keselamatan Kerja )
h. Ada
kantin
i.
Terbebas dari bahan
berbahaya
j.
Ada klinik
BAB lll
PENUTUP
1. Panduan Manajemen PHBS menuju
Kabupaten/Kota sehat disusun berdasarkan
antara lain adanya perkembangan
indikator dan cara pengambilan sampel. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan di
lapangan, panduan ini dapat disesuaikan dan
dikembangkan berdasarkan
permasalahan dan keadaan daerah.
2. Selanjutnya para pengguna panduan
ini diharapkan mempunyai pemahaman
yang mendalam, motivasi yang
kuat, dan kreativitas yang tinggi untuk
mempraktekkan program PHBS di
lapangan.
3. Dengan demikian program PHBS
dapat berjalan secara efektif dan efisien serta
diperlukan adanya dukungan
positif dari semua pihak.
4. Selain itu, kebijakan Pusat
Promosi Kesehatan saat ini baru melaksanakan
program PHBS di tatanan rumah
tangga yang secara bertahap akan
dikembangkan pada tatanan lain.
Daerah dapat mengembangkan sendiri untuk
melaksanakan program PHBS pada
tatanan lain sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
5. Selamat bekerja, semoga Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Penyayang
senantiasa memberikan kekuatan,
petunjuk dan perlindunganNya kepada kita
semua dalam menjalankan tugas
untuk membangun masyarakat Indonesia yang
sehat rohani dan jasmani. Amin.